Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asidah: Makanan Tradisional Khas Melayu Riau yang Sarat Makna

keterangan foto: Kue Asidah khas Melayu Riau

Tanjungkitri.Com Pekanbaru _Riau tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budaya Melayu yang kaya, tetapi juga dengan kuliner tradisionalnya. Salah satu makanan khas yang mencuri perhatian adalah Asidah, sebuah hidangan unik yang memiliki cita rasa manis dan aroma rempah yang khas.

Asidah merupakan makanan berbahan dasar tepung terigu yang dimasak dengan campuran gula, air, kayu manis, dan cengkeh. Hidangan ini memiliki tekstur lembut menyerupai dodol atau bubur, dengan rasa manis dan sedikit aroma rempah yang menggugah selera. Biasanya, Asidah disajikan dengan taburan bawang goreng di atasnya, menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang khas.
Secara tradisional, Asidah sering disajikan pada acara-acara penting, seperti pernikahan, kenduri, atau perayaan hari besar agama. Makanan ini juga dianggap sebagai simbol penghormatan dan kebersamaan dalam budaya Melayu Riau. Dalam sejarahnya, Asidah diyakini berasal dari pengaruh masakan Timur Tengah yang diadaptasi oleh masyarakat Melayu, menciptakan cita rasa yang unik dan khas Nusantara.

Konon kabarnya kue ini merupakan salah satu makanan istimewa yang disuguhkan hanya untuk para raja di Indragiri Riau
Selain kenikmatannya, Asidah juga menyimpan makna filosofis. Proses pembuatan yang membutuhkan kesabaran melambangkan pentingnya ketekunan dan kerja keras dalam kehidupan. Tidak heran jika makanan ini menjadi salah satu warisan kuliner yang terus dilestarikan oleh masyarakat Riau.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Riau, mencicipi Asidah adalah pengalaman yang wajib dilakukan. Hidangan ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkenalkan kearifan lokal yang kaya akan nilai budaya. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Riau, jangan lupa untuk mencoba Asidah dan membawa kenangan manis dari negeri Melayu ini.

Editor: Abi Desu

Posting Komentar untuk "Asidah: Makanan Tradisional Khas Melayu Riau yang Sarat Makna"