Babaritan, Tradisi Sunda yang mulai Terkikis Zaman
Tanjungkitri.Com_ Tradisi Babaritan, sebuah ritual budaya masyarakat Sunda yang telah berlangsung turun-temurun, kini mulai mengalami kepunahan. Babaritan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta serta permohonan perlindungan dan kesuburan tanah, semakin jarang dilakukan seiring dengan modernisasi dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Tradisi ini biasanya digelar oleh masyarakat agraris di pedesaan sebelum musim tanam dimulai. Babaritan melibatkan do'a bersama, sesajen berupa hasil bumi, dan prosesi adat yang dipimpin oleh tokoh masyarakat atau sesepuh kampung.
Dalam beberapa dekade terakhir, tradisi ini mulai memudar, terutama di kalangan generasi muda yang lebih memilih gaya hidup modern dan menganggap tradisi ini kurang relevan.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang Tokoh Sunda di Kota Pekanbaru Riau, H. Dudung Sulaeman.
"Generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu makna Babaritan. Mereka lebih sibuk dengan media sosial daripada melestarikan tradisi," ujar H. Dudung Sulaeman di sela-sela kesibukannya sebagai pendidik.
Menurut H. Dudung Sulaeman, kurangnya edukasi tentang nilai-nilai budaya dan minimnya perhatian pemerintah menjadi faktor utama yang membuat tradisi ini semakin terlupakan.
Selain itu, urbanisasi yang mengubah pola kehidupan masyarakat pedesaan menjadi perkotaan juga berperan dalam hilangnya tradisi ini.
"Banyak lahan pertanian yang sudah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan industri. Jadi, ritual seperti Babaritan tidak lagi dianggap penting," tambah H. Dudung Sulaeman.
Meski demikian, dengan terpilihnya Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat ada harapan tradisi ini kembali hadir dibumi Pasundan sehingga generasi muda bisa menghargai warisan nenek moyang ini.
"Tradisi seperti Babaritan adalah identitas kita urang Sunda. Jika tidak dilestarikan, kita akan kehilangan akar budaya. Dengan jadinya pak Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat maka asa untuk membangkitkan lagi budaya leluhur urang Sunda kembali dilakukan oleh masyarakat Sunda " kata H. Dudung Sulaeman,
Ia juga berharap agar gubernur Jawa Barat yang sekarang untuk lebih aktif mendukung pelestarian budaya lokal melalui dimasukannya kurikulum budaya Sunda di dunia pendidikan dan pariwisata.
Dengan perhatian dan upaya bersama, diharapkan Babaritan dapat tetap hidup sebagai bagian dari kekayaan budaya Sunda yang diwariskan kepada generasi mendatang.
Editor: Desu
Reporter: Han's
Posting Komentar untuk "Babaritan, Tradisi Sunda yang mulai Terkikis Zaman"