Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Boikot Wisata ke Turki Menguat Setelah Insiden KTT D-8 di Mesir

keterangan foto: Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat pidato di KTT D-8 di Mesir

Tanjungkutri.Com Pekanbaru – Insiden diplomatik di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Mesir memicu gelombang boikot terhadap kunjungan wisata ke Turki di Indonesia. Hal ini bermula ketika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, dilaporkan meninggalkan ruangan (walk out) saat Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato mengenai dukungan penuh Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Kejadian tersebut terjadi pada sesi utama yang membahas peran negara-negara D-8 dalam mendukung perdamaian dunia. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya solidaritas internasional terhadap rakyat Palestina yang terus mengalami penindasan. Namun, saat presiden Prabowo pidato tersebut, Presiden Erdoğan tiba-tiba meninggalkan ruangan tanpa alasan yang jelas.

Insiden ini memicu reaksi keras dari masyarakat Indonesia. Di media sosial, tagar seperti #BoikotTurki dan #DukungPalestina menjadi trending. Banyak warganet menyerukan boikot perjalanan wisata ke Turki sebagai bentuk protes atas tindakan yang dianggap tidak menghormati pidato Presiden Prabowo dan perjuangan rakyat Palestina.

“Kami selaku rakyat Indonesia kecewa dengan sikap Presiden Erdoğan yang bersikap seperti itu saat presiden Prabowo Subianto berpidato. Palestina adalah isu kemanusiaan yang seharusnya mendapat perhatian semua pihak, apalagi dalam forum sebesar KTT D-8,” ujar H. Dudung Sulaeman salah satu aktivitas dakwah dan kemanusiaan di Pekanbaru Riau.
keterangan foto: H. Dudung Sulaeman ( aktivis dakwah dan kemanusiaan)

Lebih lanjut kata H. Dudung Sulaeman, bahwa presiden Prabowo adalah wujud perwakilan bangsa Indonesia dalam forum KTT D-8.

" Presiden Prabowo Subianto itu mewakili rakyat Indonesia dalam hal ini. Beliau sudah luar biasa menggelorakan dukungan terhadap Palestina. Dengan kejadian ini saya sependapat dengan netizen Indonesia di media sosial atau dunia Maya yang memboikot jalan-jalan ke Turki" ujar H Dudung Sulaeman 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa insiden ini tidak akan mengganggu hubungan bilateral antara kedua negara, namun menyerukan klarifikasi dari pihak Turki.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Turki mengenai alasan Presiden Erdoğan walk out selama pidato tersebut. Insiden ini menjadi peringatan bagi pentingnya menjaga etika diplomasi di tengah isu-isu global yang sensitif.

Editor: Desu

Posting Komentar untuk "Boikot Wisata ke Turki Menguat Setelah Insiden KTT D-8 di Mesir "